CSE

Loading

Kamis, 13 Juni 2013

Rendah Berat Badan Ibu di Trimester Kedua atau Ketiga Meningkatkan Risiko Pertumbuhan Retradaksi Intrauterine

Low Maternal Weight Gain in the Second or Third Trimester Increases the Risk for Intrauterine Growth Retardation


Richard S. Strauss
William H. Dietz   

Abstrak

Berat badan ibu yang rendah selama kehamilan telah disarankan sebagai penyebab retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR). Namun, kenaikan berat badan kehamilan dan pertumbuhan janin sangat bervariasi selama kehamilan. Kami meneliti hubungan antara berat badan ibu pada trimester individu terhadap risiko IUGR pada 10.696 perempuan yang terdaftar dalam Collaborative Perinatal Project Nasional (NCPP) dan Kesehatan Anak dan Studi Pembangunan (CHDS). Berat badan rendah didefinisikan sebagai <-0.1 kg / minggu untuk trimester pertama dan <0,3 kg / minggu untuk trimester kedua dan ketiga. IUGR didefinisikan sebagai berat lahir <2500 g pada bayi penuh panjang. Berat badan rendah pada trimester pertama tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko IUGR. Setelah mengendalikan faktor pembaur (tinggi ibu, indeks massa tubuh, paritas, ras, toksemia, diabetes), berat badan rendah pada trimester kedua dikaitkan dengan risiko relatif IUGR 1,8 (1,3-2,6) pada kelompok NCPP dan 2,6 (1,6-4,1) dalam kelompok CHDS. Demikian pula, berat badan rendah pada trimester ketiga dikaitkan dengan risiko relatif IUGR dari 1,7 (1,3-2,3) pada kelompok NCPP dan 2,5 (1,7-3,8) dalam kelompok CHDS. Setelah mengoreksi kenaikan berat badan pada trimester lain, peningkatan risiko ini tetap. Peningkatan risiko IUGR diamati dengan berat badan trimester kedua dan ketiga rendah di seluruh spektrum indeks massa tubuh ibu. Risiko kenaikan berat badan rendah pada trimester kedua atau ketiga secara signifikan lebih rendah pada remaja dan secara signifikan lebih besar pada wanita gemuk dan wanita berusia 35 y atau lebih. Berat badan rendah baik pada trimester kedua atau ketiga dikaitkan dengan risiko lebih besar secara signifikan hambatan pertumbuhan dalam kandungan dalam dua kelompok yang berbeda. Kami menyimpulkan bahwa peningkatan kesadaran berat badan ibu pada kehamilan pertengahan dan akhir sangat penting untuk mengidentifikasi bayi beresiko untuk IUGR.

Nita Rezki Amelia



DAMPAK PAKAIAN KETAT TERHADAP KESEHATAN



Latar Belakang

Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah).Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan  menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang  memakainya. Perkembangan dan jenis-jenis pakaian tergantung pada adat-istiadat,  kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing. Pakaian juga meningkatkan  keamanan selama kegiatan berbahaya seperti hiking dan memasak, dengan memberikan  penghalang antara kulit dan lingkungan. Pakaian juga memberikan  penghalang higienis, menjaga toksin dari badan dan membatasi penularan kuman. Salah satu tujuan utama dari pakaian adalah untuk menjaga pemakainya merasa nyaman. Dalam iklim panas busana menyediakan perlindungan dari terbakar sinar matahari atau berbagai dampak lainnya, sedangkan di iklim dingin sifat insulasi termal umumnya lebih penting.
Pakaian melindungi bagian tubuh yang tidak terlihat.  Pakaian bertindak sebagai perlindungan dari unsur-unsur yang merusak, termasuk hujansalju dan angin atau kondisi cuaca lainnya, serta dari matahari. Pakaian juga mengurangi  tingkat risiko selama kegiatan, seperti bekerja atau olahraga. Pakaian kadang-kadang dipakai sebagai perlindungan dari bahaya lingkungan tertentu, seperti seranggabahan kimiaberbahaya, senjata, dan kontak dengan zat abrasif. Sebaliknya, pakaian dapat melindungi lingkungan dari pemakai pakaian, seperti memakai masker.
Banyak kalangan remaja yang lebih memilih menggunakan celana ketat dari pada celana yang lebih longgar, hal ini disebabkan karena  penggunaannya yang sangat praktis, cocok untuk berbagai macam atasan. 
Apa dampak pakaian ketat bagi kesehatan?, bagaimana cara pencegahan atau mengurangi penggunaan pakaian ketat ?. Kiranya dapat mencegah atau mengurangi penggunaan pakain ketat, dan pembaca dapat mengetahui dampak buruk pakaian ketat bagi kesehatan dan cara mencegahnya.


Dampak Pakaian Ketat Bagi Kesehetan Manusia
1. Paresthesia

Celana ketat sepinggul berpeluang menimbulkan penyakit paresthesia. Istilah paresthesia sendiri, menurut Kamus Kedokteran Dorland,  berarti perasaan sakit atau abnormal seperti kesemutan, rasa panas seperti terbakar dan sejenisnya.
Gangguan saraf ringan itu terjadi karena  mereka suka sekali memakai celana ketat sebatas pinggul, setidaknya dalam enam bulan terakhir.
Paresthesia dikenali gejalanya berupa kesemutan yang lama-kelamaan berubah menjadi mati rasa. Kesemutan terjadi lantaran terganggunya  saraf tepi, yakni saraf yang berada di luar jaringan otak di sekujur tubuh. Umumnya karena tertekan, infeksi, maupun gangguan metabolisme.
2. Ancaman Jamur
Pada dasarnya semua jenis pakaian ketat berpotensi  menimbulkan tiga macam gangguan kulit baik itu sebatas pinggul maupun di atas pinggul.
Hal itu disebabkan masalah kelembaban yang memungkinkan jamur subur berkembang biak. Belakangan ini, pasien korban jamur yang berobat ke  Klinik Kulit dan Kelamin RSCM meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2002, sekitar 35% pasien terbukti kena serangan jamur.  Usia mereka berkisar 15 – 45 tahun. Meski tak semuanya berhubungan dengan kebiasaan  berbusana, tetapi kecenderungan meningkatnya jamur sebagai sumber penyakit kulit mesti diwaspadai.
Idealnya, di negara tropis seperti Indonesia, pakaian  ketat atau terlalu tebal memang harusdihindari. Kulit menjadi kekurangan ruang untuk  “bernapas”, sementara cairan yang keluar dari dari tubuh cukup banyak. Akibatnya, permukaan  kulit menjadi lembab. Jika tak diimbangi busana yang tepat, jamur akan lebih mudah beranak pinak. Jenis jamur yang banyak ditemui adalah jamur panu (bercak putih, cokelat, atau kemerahan), jamur kurap dengan bintik menonjol gatal, serta jamur kandida  yang basah dan gatal.

3. Berbekas Hitam

Sesuai namanya, gejala gatal dan beruntusan yang menjadi trademark sang  dermatitis  hanya muncul bila terjadi gesekan antara kulit dengan benda dari luar tubuh. Benda asing yang berpotensi gesek tinggi tidak hanya benda keras, semisal: perhiasan, jam tangan, atau ikat pinggang. Busana sehari-hari, jika terlalu ketat  menempel di tubuh, atau terbuat dan bahan berkontur kasar juga dapat memicu luka.

Celana ketat terutama berpengaruh pada kondisi kulit di sela-sela paha. Awalnya  mungkin cuma radang ringan. Tapi, kalau prosesnya berlangsung lama, bisa menimbulkan  bercak hitam di pangkal paha,” kata Kusmarinah Bramono”. Jika si pemilik tubuh insaf dan menjauhkan diri dari busana ketat, warna hitam tadi mungkin saja berkurang atau hilang sama sekali. Namun, Kusmarinah mengingatkan, proses menghilangkan noda hitam itu tak bisa dilakukan secepat membalik telapak tangan.

Jenis penyakit kulit lain yang biasa menghinggapi pemakai celana ketat adalah biduran atau kaligata. Bentuknya bentol-bentol mirip bekas gigitan ulat bulu. Tingkat keparahannya mulai bentol sebesar biji jagung hingga bibir bengkak.
Biduran bisa muncul di bagian tubuh mana pun. Berdasarkan pengamatan Kusmarinah, banyak pasien tidak menyadari, biduran dapat juga disebabkan oleh tekanan serta ketatnya pakaian.

4. Kanker Ganas Melanoma 

Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasanya perempuan berpakaian tetapi ketat atau transparan, maka ia berpotensi mengalami berbagai penyakit kanker ganas melanoma di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka. Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas melanoma yang masih berusia dini akan semakin bertambah dan menyebar sampai ke kaki.
Penyakit ini disebabkan sengatan matahari yang mengandung ultraviolet dalam waktu yang panjang di sekujur tubuh yang berpakaian ketat atau berpakaian pantai (yang biasa dipakai wanita ketika di pantai dan berjemur di sana). Penyakit ini mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda-beda. Tanda-tanda penyakit ini muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam agak lebar. Terkadang berupa bulatan kecil saja, kebanyakan di daerah kaki atau betis, dan biasanya di daerah sekitar mata, kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, lalu menetap di hati serta merusaknya.
Terkadang juga menetap di sekujur tubuh, diantaranya: tulang, dan bagian dalam dada. Juga bagian perut karena adanya dua ginjal yang menyebabkan  air kencing berwarna hitam karena rusaknya ginjal akibat serangan penyakit kanker ganas ini.  Penyakit ini juga menyerang janin di dalam rahim ibu yang sedang mengandung. Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama. Obat-obatan belum bisa mengobati kanker ganas ini.

5. Kemandulan

Pakaian ketat dapat menyebabkan kemandulan pada wanita. Pada cuaca yang sangat dingin, pakaian ketat tidak berfungsi menjaga suhu tubuh dari serangan hawa dingin. Suhu yang terlalu dingin jelas dapat membahayakan kondisi rahim  (Al-Istanbuli, 2006).  
Darah terganggu, menyebabkan varises dan gangguan yang di akibatkan jenis pakaian ketat dalam jangka waktu yang lama adalah membuat bentuk tubuh  menjadi buruk dan merusak tulang punggung. Pakain ketat dan transparan tenyata sangat  berbahaya menurut majalah kedokteran di Inggris, pakaian ketat yang di kenakan dalam waktu panjang dapat menyebabkan Kanker Milanoma. Menurut penelitian ilmiah pakaian ketat yang dikenakan oleh wanita di terik matahari dalam waktu yang panjang, setelah beberapa tahun menyebabkan Kanker ganas milanoma pada usia dini . dan kaos kaki nilon yang mereka kenakan tidak sedikitpun bermanfaat didalam menjaga kaki  mereka dari kanker ganas tersebut.
Kanker Melanoma adalah kanker kulit yang sangat berbahaya, dan kanker ini biasanya di mulai dengan tanda hitam pada kulit, atau tahi lalat. Tahi lalat adalah kumpulan sel pigmen abnormal (melanosit ) yang muncul pada kulit
Dan penyakit ini terkadang mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda-beda. Gejala dari kanker ini adalah munculnya bulatan berwarna  hitam agak lebar dan terkadang berupa bulatan kecil saja, pada daerah kaki atau betis, atau bisa disekitar mata kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh. Penyebaran bulatan ini  disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), menyerang darah, dan menetap di hati dan merusaknya.
Dalam beberapa kasus kanker milanoma juga menyerang  tulang, bagian dalam dada dan perut. Kanker ini juga menyerang ginjal, Jika ginjal sudah rusak air kencing akan berwarna hitam.  Janin juga tidak luput dari serangan kanker milanoma ini.Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama, karena belum di temukan obat yang benar benar mampu menyembuhkan kanker ganas ini.

6. Mengganggu mobilitas usus 

Penggunaan celana yang terlalu ketat dapat mengganggu mobilitas dari usus. Hal inilah yang membuat seseorang merasa tidak nyaman atau sakit pada perut setelah dua atau tiga jam setelah makan. Namun terkadang masyarakat tidak  menyadari bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh penggunaan celana yang ketat.

7. Memicu pembekuan pembulu darah 

Penggunaan pakaian ketat juga akan mengganggu gerakan tubuh yang dapat  memicu timbulnya pembekuan darah di dalam pembuluh darah, membuat aliran terganggu.

8. Mengganggu kesuburan wanita dan gangguan jamur di sekitar organ 

Endometriosis (suatu gangguan yang sering mengakibatkan gangguan kesuburan pada wanita) diduga karena disebabkan kebiasaan seseorang yang selalu memakai pakaian ketat selama bertahun-tahun. Menggunakan pakaian ketat akan memicu sel-sel endometrium (selaput lendir rahim) untuk melarikan diri dari rongga rahim lalu berdiam di indung telur, sehingga kesehatan menjadi terganggu.
Bila hal ini dibiarkan terus menerus, maka akan menimbulkan gangguan jamur di sekitar organ intim wanita. Bila sudah menimbulkan jamur, maka dapat dipastikan seorang wanita akan mengalami berbagai gangguan.
Perlu diketahui bahwa jamur itu sangat suka  suasana lembab. ia akan tumbuh subur. Jika menggunakan celana ketat jeans maka daerah lipatanya akan menjadi lembab apalagi jika dipakai seharian itulah salah satu yang menjadi munculnya keputihan

9. Memperburuk kualitas sperma dan menyebabkan kemandulan 

Berdasarkan penelitian bahwa penggunaan pakaian ketat menyebabkan penurunan kualitas sperma yaitu  jumlah sperma yang biasanya 60 juta per mililiter kini turun drastis hingga ke angka 20 juta per mililiter. Setelah dilakukan penelitian  mendalam ternyata masalahnya masih terjadi pada skrotum lapisan yang melindungi penis. Suhu yang tidak normal pada skrotum karena sering ditekan oleh celana jeans ketat bisa berakibat buruk pada kualitas sperma karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar disekitar penis tentu akan menimbulkan jamur yang akan meningkatkan suhu testis dalam produksi sperma.
Kurang lebih sama saja dengan wanita, penggunaan celana ketat bisa menimbulkan ‘kekurangan udara’ terutama kepada organ vital.Umumnya suhu udara yang kondusif untuk organ vital normalnya sampai 36,5 derajat celcius, namun saat memakai celana ketat, suhu udarapun naik menjadi 37 derajat celcius.  Kondisi yang panas ini sangat berbahaya buat sperma. Sebuah penelitian membuktikannya  dengan mengambil sampel pria yang suka mengenakan celana ketat. Jumlah sperma yang diproduksi biasanya 60 juta permilimiter, dengan menggunakan celana ketat jumlah sperma turun drastis sepertiganya, yakni 20 juta permililiter.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Ternyata masalahnya terletak pada skrotum. Suhu yang tidak normal pada skrotum karena celana jeans ketat  bisa berakibat buruk pada kualitas sperma loh sobat kenapa? karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar di sekitar Organ vital. Ini akan menimbulkan jamur yang akan meningkatkan suhu testis dalam produksi sperma, dan bila diteruskan akan menjadi gatal dan akan menjalar ke bagian buah zakar.
Ujung-ujungnya pun akhirnya terletak pada kesuburan kalian, walaupun secara genetik kamu termasuk keturunan yang subur, tetapi dengan kebiasaan penggunaan celana jeans ketat bisa menurunkan kualitas kesuburan!

10. Menyebabkan pingsan 
Mungkin terdengar ekstrim tapi hal ini sering dialami  oleh beberapa wanita. Meski  korset  sudah tidak popular lagi, pakaian sejenis itu dapat mengurangi pemakainya mengembangkan paru-parunya dan hal ini akan mengakibatkan nafas terasa berat. Selain itu, akan memperkecil  oksigen yang masuk ke dalam tubuh. Kategori pakaian seperti ini termasuk pakaian dalam pernikahan, bustier, dan spandek
11. Menaikkan asam lambung 
Terlalu ketat juga akan menyebabkan naiknya cairan asam lambung karena tekanan yang terlalu besar pada perut. Hal ini dapat meningkatkan tekanan di daerah abdominal yang akan menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan
12. Pakaian Ketat menurut Agama (Islam)
Memakai pakaian yang ketat dan sesak tidak  dianjurkan (makruh) baik dari sudut pandang syari’ah maupun dari sudut pandang kesehatan. Ada sebagian jenis baju ketat membuat orang yang mengenakannya sulit melakukan sujud. Jika baju seperti ini menyebabkan si pemakai sukar mengerjakan shalat atau bahkan  menyebabkan dia meninggalkan shalat, maka jelas hukum memakai baju seperti ini adalah haram.

Asy-Syaikh al Albaniy berkata bahwa celana ketat itu mendatangkan dua macam musibahMusibah pertama, bahwa orang yang memakainya menyerupai orang-orang kafir. Sedangkan Kaum Muslim memang memakai celana, akan tetapi model celana yang lebar dan longgar. Model seperti ini masih banyak  dipakai di daerah Suriah dan Libanon. Ummat Islam baru mengenal celana ketat setelah  mereka dijajah bangsa eropa. Pengaruh buruk itulah yang diwariskan oleh kaum penjajah  kepada ummat Islam. Akan tetapi karena kebodohan dan ketololan ummat Islam sendiri,  Mereka mengambil tradisi buruk tersebut.
Musibah kedua, celana ketat menyebabkan bentuk aurat terlihat dengan jelas. Memang benar bahwa aurat pria adalah anggota badan antara pusar dan lutut. Namun seorang hamba yang sedang melakukan shalat dituntut untuk berbuat lebih dari ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat (dalam masalah busana ini,  lihat Al Qur’an Surah 7:31). Tidak pantas dia melakukan maksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala ketika sedang sujud bersimpuh di hadapan-Nya. Ketika dia mengenakan celana ketat, maka kedua pantatnya akan terbentuk dengan jelas. Bahkan lebih dari itu, bagian tubuh yang membelah keduanya juga terlihat nyata !
Bagaimana seorang hamba melakukan shalat dan menghadap Rabb Semesta Alam dalam keadaan seperti ini ?! Yang lebih aneh lagi adalah  mayoritas pemuda Muslim biasanya menentang keras apabila kaum wanita Muslimah  memakai baju ketat. Alasan mereka bahwa baju ketat  yang dipakai wanita bisa menunjukkan bentuk tubuhnya secara jelas. Akan tetapi pemuda ini lupa akan dirinya sendiri. Dia tidak sadar  bahwa dia telah mengerjakan suatu hal yang dia sendiri membencinya.
Jika demikian, tidak ada bedanya antara wanita yang memakai baju ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya dengan pria yang memakai celana  ketat (jeans dan semacamnya-pen-) sehingga terlihat bentuk kedua pantatnya. Ketika pantat pria dan wanita dianggap sebagai aurat, maka hal menggunakan baju ketat bagi mereka itu sama saja hukumnya, yakni dilarang. Sebenarnya para pemuda wajib menyadari musibah yang telah melanda mayoritas mereka.
Rasulullah SAW telah melarang kaum pria shalat  dengan memakai celana tanpa gamis (kemeja). Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud  dan al Hakim. Sanad hadits ini sendiri berkualitas hasan. Lihat Shahiih al Jaami’ al  Shaghiir nomor 6830 dan juga diriwayatkan oleh al Thahawiy dalam Syarh Ma’aaniy al Atsaar (I/382).
Adapun jika model celana yang dikenakan  ketika shalat tidak ketat dan berukuran longgar, maka sah shalat yang dikerjakan. Yang lebih  baik adalah dirangkap dengan gamis yang bisa menutup anggota tubuh antara pusar dan lutut.  Akan tetapi lebih baik lagi apabila panjang gamis itu sampai setengah betis atau sampai  mata kaki (asalkan tidak sampai menutupi mata kaki –pen). Hal seperti ini adalah cara menutup aurat yang paling sempurna (mungkin pakaian seperti ini di daerah kita agak sukar didapatkan di pasaran, namun cukup banyak sarung yang bisa menggantikan fungsinya –pen-). (Al Fataawaa I/69, tulisan Syaikh ‘Abdul Aziz bin ‘Abdullah bin Baz).
Dengan latar belakang inilah Komite Tetap Pembahasan Masalah ‘Ilmiyyah dan fatwa Saudi Arabia (semacam MUI di Indonesia -pen-)  menjawab pertanyaan mengenai hukum Islam tentang shalat memakai celana. Jawaban yang dirumuskan adalah sebagai berikut: “Jika pakaian tersebut tidak menyebabkan aurat terbentuk dengan jelas, karena modelnya longgar dan tidak bersifat transparan sehingga anggota aurat tidak bisa dilihat dari arah belakang, maka boleh dipakai ketika shalat. Namun  apabila busana itu terbuat dari bahan yang tipis sehingga memungkinkan aurat yang memakai dilihat dari belakang, maka shalat yang dikerjakan batal hukumnya. Jika sifat busana yang dipakai hanya mempertajam atau memperjelas bentuk aurat saja, maka makruh  mengenakan busana tersebut ketika shalat. Terkecuali jika tidak ada busana lain yang dapat dikenakan.

13.    Cara Mengurangi Atau Mencegah Seorang Memakai Pakaian Ketat yang Berdampak Buruk Bagi Kesehatan
Setiap manusia tentunya ketika mengetahui akibat dari penggunaan pakaian ketat akan mulai sadar dan mengurangi pemakaian pakaiaan ketat. Selain itu, mengurangi produksi pakaiaan ketat juga bisa menjadi salah satu cara yang tepat. 

Pemahaman sejak dini dari orang tua sangat  berperan dalam memberikan pendidikan dalam berpakaian sehingga sejak kecil anak dapat memahami dampaknnya bagi kesehatan.
Petugas kesehatan mempunyai perananan  yang penting dalam pencegahan penggunaan pakaian ketat ini dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat terutama masyarakat di perkotaan.

14.  Kesimpulan 
Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selain  makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian  untuk melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan  manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya. Pakaian juga dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan pemakainya,  sehingga dalam memilih pakaian yang digunakan harus cermat, seperti memilih pakaian yang tidak terlalu ketat bagi tubuh, agamapun melarang.
15.  Saran 

Sebagai individu yang berperan dalam kesehatan masyarakat, pemahaman akan masalah-masalah yang sering terjadi sesuai dengan perkembangan zaman  sangat penting dalam memecahkan permasalahan kesehatan masyarakat.

Diet Mediterania Apakah Terkait dengan Pengurangan Kematian Prematur kalangan Dewasa Tengah-Usia

The Mediterranean Diet Is Associated with a Reduction in Premature Mortality among Middle-Aged Adults

Miguel A. Martínez-González
Francisco Guillen-Grima
jokin De Irala
Miguel Ruiz-Canela
Maira Bes-Rastrollo
Juan J. Beunza
Cristina López del Burgo
Estefanía Toledo
Silvia Carlos
Almudena Sánchez-Villegas

Abstrak

The tersedia studi prospektif besar mendukung hubungan terbalik antara kepatuhan yang lebih baik untuk diet Mediterania dan kematian yang lebih rendah telah terutama termasuk orang dewasa. Hal ini tidak jelas apakah asosiasi ini terbalik juga hadir antara individu-individu yang lebih muda pada risiko kematian yang lebih rendah. Tujuan kami adalah untuk menilai hubungan antara kepatuhan terhadap diet Mediterania dan mortalitas total pada orang dewasa paruh baya dari Universidad de Navarra Seguimiento (SUN) Proyek. Kami mengikuti 15.535 lulusan universitas Spanyol selama rata-rata 6,8 y. Usia rata-rata mereka adalah 38 ± 12 y, 59,6% adalah perempuan, dan semua yang awalnya bebas dari penyakit jantung, kanker, dan diabetes. Sebuah FFQ divalidasi digunakan untuk menilai kebiasaan diet. Kepatuhan terhadap diet Mediterania dikategorikan menjadi 3 kelompok sesuai dengan Diet Mediterania Skor (rendah, 0-2 poin, sedang, 3-5 poin, dan tinggi, 6-9 poin). Hasil variabel adalah kematian total. Model hazard proporsional Cox digunakan untuk memperkirakan SDM dan 95% CI. Kami menyesuaikan perkiraan untuk jenis kelamin, usia, tahun pendidikan universitas, BMI, merokok, aktivitas fisik, menonton televisi, riwayat depresi dan baseline hipertensi, dan hiperkolesterolemia. Kami mengamati 125 kematian selama 105.980 orang-tahun masa tindak lanjut. Sepenuhnya disesuaikan HR untuk kepatuhan moderat dan tinggi adalah 0,58 (95% CI: 0,34, 0,99, P = 0,05) dan 0,38 (95% CI: 0,21, 0,70, P = 0,002), masing-masing. Untuk setiap kenaikan 2-titik di Mediterania Diet Skor, HR kematian adalah 0,72 (95% CI: 0,58, 0,91, P = 0,006). Di antara yang berpendidikan tinggi, orang dewasa setengah baya, kepatuhan terhadap diet Mediterania tradisional dikaitkan dengan penurunan risiko kematian.


Nita Rezki Amelia

Campuran Prebiotik Khusus Ditambahkan untuk Memulai Formula Bayi Memiliki Efek Bifidogenic Tahan Lama

A Specific Prebiotic Mixture Added to Starting Infant Formula Has Long-Lasting Bifidogenic Effects

Filippo Salvini
Enrica Riva
Elisabetta Salvatici
Gunther Boehm
Jürgen Jelinek
Giuseppe Banderali
Marcello Giovannini



Abstrak

Ada beberapa bukti bahwa kolonisasi awal usus mempengaruhi komposisi mikrobiota usus setelah penyapihan. Dalam penelitian ini, efek prebiotik diberikan dari hari pertama kehidupan pada jumlah tinja laktobasilus bifidobacteria dan dipelajari selama dan setelah pemberian prebiotik. Dalam double-blind, acak, plasebo-terkontrol, studi ini eksploratif, 20 bayi yang baru lahir dari ibu yang terinfeksi virus hepatitis C yang memutuskan untuk tidak menyusui karena kekhawatiran mereka mengenai viral load mereka secara acak ditugaskan untuk baik formula dengan 8 g / L dari campuran prebiotik tertentu (rantai pendek galacto-oligosakarida dan rantai panjang fructo-oligosakarida, rasio 9:1) atau formula yang mengandung jumlah yang sama maltodekstrin (plasebo). Pemeriksaan klinis termasuk pengukuran antropometri, analisis mikrobiologi sampel tinja, dan analisis populasi leukosit darah dilakukan saat lahir dan 3, 6, dan 12 bulan usia. Pada usia 12 bulan, vaksin hepatitis B-spesifik IgG serum titer (B antibodi permukaan virus Hepatitis) juga diukur. Suplemen prebiotik mengakibatkan lebih bifidobacteria tinja (P <0,0001) dan lactobacilli (P = 0,0044) dibandingkan dengan kelompok plasebo. Perbedaan-perbedaan antara kelompok dipertahankan selama paruh kedua tahun pertama tanpa suplemen prebiotik. Tidak ada pengaruh dari diet yang berbeda pada data antropometri atau variabel imunologi diukur. Data dari studi eksploratif kecil menunjukkan bahwa kolonisasi awal usus mungkin memiliki efek jangka panjang pada komposisi mikrobiota usus.



Nita Rezki Amelia

Metabolisme Glutamin dalam Sepsis dan Infleksi

Glutamine Metabolism in Sepsis and Infection
                          

Anne M. Karinch
Ming Pan
Cheng-Mao Lin
Robert Strange
Wiley W. Souba

Abstrak

Infeksi berat menyebabkan kekacauan ditandai dalam aliran glutamin antar organ, dan perubahan ini disertai dengan perubahan signifikan dalam transportasi membran sel regional dan metabolisme glutamin intraseluler. Otot rangka, repositori utama glutamin, menunjukkan peningkatan dua kali lipat dalam rilis glutamin selama infeksi, yang berhubungan dengan peningkatan yang signifikan dalam biosintesis endogen glutamin. Meskipun peningkatan aktivitas sintetase glutamin dalam otot rangka, kolam glutamin intraseluler menjadi habis, menunjukkan bahwa laju pelepasan melebihi tingkat sintesis. Bersamaan, kolam beredar glutamin tidak meningkat, menunjukkan percepatan serapan oleh organ lain. Hati tampaknya menjadi organ utama dari serapan glutamin dalam infeksi berat, studi pada hewan pengerat endotoxemic telah menunjukkan bersih hati glutamin serapan meningkat sebanyak 8 - 10 kali lipat. Peningkatan ini disebabkan sebagian untuk peningkatan aliran darah hati, tetapi juga untuk tiga sampai empat kali lipat peningkatan dalam hepatosit Sistem N aktivitas di hati. Sitokin dan glukokortikoid memediasi peningkatan penyerapan glutamin oleh hati di negara-negara septik serta senyawa lainnya. Sepsis tidak muncul untuk menginduksi peningkatan Sistem N ekspresi gen, menunjukkan bahwa peningkatan hepatik transportasi glutamin diamati selama infeksi berat mungkin diatur pada tingkat protein. Usus menampilkan penurunan pemanfaatan glutamin selama sepsis, respon yang mungkin berhubungan dengan penurunan pertumbuhan factor-1 (IGF-1) tingkat insulin-seperti yang merupakan karakteristik dari sepsis beredar. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa IGF-1 memiliki efek langsung pada merangsang transportasi glutamin di lumen usus dan dengan demikian mungkin merupakan jalan terapi untuk meningkatkan gizi selama infeksi usus yang parah. Sel-sel dari sistem kekebalan tubuh (limfosit, makrofag) juga konsumen glutamin besar selama keadaan inflamasi di mana proliferasi sel meningkat. Dengan kondisi tersebut, ketersediaan glutamin dapat menjadi rate limiting untuk fungsi sel penting, seperti fagositosis dan produksi antibodi.



Nita Rezki Amelia

Strategi untuk Pencegahan Atopi

Strategies for Atopy Prevention


H. Ulrich Wahn


Abstrak

Penyakit alergi, terutama di masa kanak-kanak, telah menjadi salah satu epidemi abad ke-21. Sedangkan strategi sebelumnya untuk pencegahan alergi difokuskan pada menghindari faktor risiko, pendekatan yang lebih baru yang menangani upaya untuk memberikan faktor protektif untuk bayi dan anak-anak muda untuk mencapai modulasi kekebalan tubuh dan toleransi terhadap alergen gizi atau lingkungan berbahaya. Ini perubahan paradigma untuk pencegahan alergi dapat mengakibatkan intervensi yang lebih efektif, yang diharapkan memberikan kontribusi untuk membalikkan tren epidemiologi dari dekade terakhir. Di banyak negara industri, peningkatan prevalensi atopi dan asma telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius. Jika intervensi pencegahan bisa efektif sama sekali, itu harus diterapkan sejak awal kehidupan, kemungkinan besar pada awal masa bayi. Sayangnya, pemahaman kita tentang sejarah alam dari proses sensitisasi atopik, dermatitis atopik, dan penyakit alergi saluran napas masih sangat terbatas. Di sisi lain, evaluasi faktor risiko dan faktor penentu adalah mutlak diperlukan untuk setiap intervensi yang efektif.


Nita Rezki Amelia


Selasa, 28 Mei 2013

Kamis, 09 Mei 2013

Analisis tentang Anemia dan Kehamilan-Terkait Kematian Ibu

An Analysis of Anemia and Pregnancy-Related Maternal Mortality
David Pelletier


Abstrak 

Hubungan anemia sebagai faktor risiko untuk kematian ibu dianalisis dengan menggunakan studi cross-sectional, longitudinal dan kasus-kontrol karena percobaan acak yang tidak tersedia untuk analisis. Berikut ini enam metode estimasi risiko kematian diadopsi: 1) korelasi tingkat kematian ibu dengan prevalensi anemia ibu berasal dari statistik nasional, 2) proporsi kematian ibu disebabkan anemia, 3) proporsi wanita anemia yang meninggal; 4) populasi berisiko-disebabkan kematian ibu akibat anemia, 5) remaja sebagai faktor risiko untuk kematian anemia terkait, dan 6) penyebab anemia yang berhubungan dengan kematian ibu. Perkiraan rata-rata untuk semua penyebab anemia disebabkan kematian (baik langsung dan tidak langsung) adalah 6.37, 7.26 dan 3,0% untuk Afrika, Asia dan Amerika Latin, masing-masing. Angka kasus kematian, terutama untuk studi rumah sakit, bervariasi dari <1% sampai> 50%. Risiko relatif kematian terkait dengan anemia sedang (hemoglobin 40-80 g / L) adalah 1,35 [95% confidence interval (CI): 0,92-2,00] dan anemia berat (<47 g / L) adalah 3,51 (95% CI : 2,05-6,00). Estimasi populasi berisiko-disebabkan dapat dipertahankan atas dasar hubungan yang kuat antara anemia berat dan kematian ibu tetapi tidak untuk anemia ringan atau sedang. Di daerah malaria holoendemic dengan prevalensi anemia berat 5% (hemoglobin <70 g / L), diperkirakan bahwa pada primigravida, akan ada kematian anemia terkait 9 parah-malaria dan 41 nonmalarial kematian anemia terkait (kebanyakan gizi) per 100.000 kelahiran hidup. Komponen kekurangan zat besi ini tidak diketahui.



Nita Rezki Amelia

Keterlibatan Gizi dalam Preeklamsia

Nutrient Involvement in Preeclampsia


Abstak 
         
Preeklamsia adalah suatu kondisi spesifik pada kehamilan yang meningkatkan kematian ibu dan bayi dan morbiditas. Hal ini didiagnosis dengan onset baru peningkatan tekanan darah dan protein urin selama kehamilan, selama bertahun-tahun penanda ini adalah satu-satunya target untuk studi. Baru-baru ini, peningkatan perhatian terhadap sifat multisistemik sindrom dengan keterlibatan hampir seluruh organ tubuh, aktivasi koagulasi dan meningkatkan kepekaan terhadap agen pressor telah memperluas pemahaman gangguan. Epidemiologi preeklamsia, lebih sering terjadi pada wanita miskin, sudah lama disugestikankan bahwa nutrisi mungkin terlibat dalam gangguan tersebut. Banyak hipotesis yang saling bertentangan yang maju tapi pengujian hipotesis ini baik telah dilakukan buruk atau tidak sama sekali. Review dari data yang tersedia menunjukkan sangat sedikit studi yang memberikan wawasan yang berguna. Dalam banyak penelitian sindrom ini kurang jelas dan dalam kebanyakan studi data nutrisi (kuesioner atau biomarker) diperoleh pada wanita dengan sindrom klinis. Pada wanita terang-terangan preeklampsia adalah mustahil untuk menguraikan penyebab dari efek. Meskipun demikian, konsep saat ini usul preeklamsia yang mencakup disfungsi endotel, aktivasi inflamasi, stres oksidatif dan faktor predisposisi ibu memberikan target untuk penyelidikan gizi yang dirancang dengan baik. Dalam ulasan ini konsep saat ini patogenesis preeklampsia ditinjau dan data yang tersedia dinilai dalam terang konsep-konsep ini. Target untuk penyelidikan gizi berdasarkan pengetahuan saat ini patofisiologi disarankan.


Nita Rezki Amelia